Shalawat beserta salam semoga selalu
terlimpahkan atas junjungan alam, nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya
sahabatnya mudah-mudahan kepada kita selaku umatnya amin.
Dalam sebuah hadisnya rasulullah saw bersabda yang artinya “ketahuilah bahwa
di dalam tubuh terdapat sepotong daging. Bila dia baik maka selamatlah seluruh
tubuh, dan bila dia rusak maka hancurah seluruh tubuh. Ketahuilah sepotong
daging itu adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis rasulullah tadi kita dapat
memahami bagaimanakah kedudukan hati dalam menentukan keselamatan diri kita
tidak hanya di kehidupan kini bahkan kehidupan kita yang abadipun di akhirat
adalah tergantung dari bagaimana kualitas kesehatan hati kita. Hati ibarat raja
bagi arah kehidupan kita, segala perintah hati, pasti dilaksanakan. Oleh
karenanya kita harus selalu memeriksa, memelihara dan mengobati kondisi hati
kita layaknya kita melakukannya terhadap jasmani kita.
Ada beberapa kondisi hati manusia, yang akan
menentukan kualitas seseorang
Pertama; hati yang sehat. Hati yang sehat adalah hati yang bersih, bersih dalam
keta’atan kepada Allah. Orang yang memiliki hati yang sehat akan selalu
berusaha menjalankan segala perintah Allah dengan sungguh-sungguh, selalu ridlo
dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya,
bersyukur atas segala nikmat-Nya, bersabar dari segala cobaan
musibah-Nya. Hati yang sehat mudah menerima kebenaran, dari manapun kebenaran
itu berasal, hati yang sehat juga akan memberikan sifat lembut kepada orang
yang memilikinya, tidak mudah menyakiti orang, pemaaf dan sifat-sifat utama
lainnya, karena sifat-sifat utama hanya akan terlahir dari keutamaan dan
kesehatan hati. Dan hati yang sehat seperti
inilah yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kedua; hati yang sakit. Hati yang sakit adalah keadaan hati yang selalu berjuang
antara ketaatan iman yang lemah dan nafsu yang terus bergejolak. Diantara
pergolakan keduanya nafsu lebih menguasai sehingga suara kebenaran hati semakin
lemah, dan iman sedikit demi sedikit semakin terkikis habis. Berat dan
ringannya penyakit hati ini bisa kita lihat dari seberapa kecenderungan kita
terhadap ta’at dan maksiat. Jika kita agak berat untuk menolong orang, jika
kita agak malas sholat diawal waktu apalagi berjama’ah, jika kita iri dan
dengki dengan keberhasilan orang lain, percayalah sesungguhnya hati kita sedang
sakit. Tapi jika sebaliknya maka mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan
kepada kita untuk menyehatkan hati kita. Dan jika kita tidak segera menyadari
penyakit hati ini bukan hal yang tidak mungkin hati kita akan menjadi hati
dalam jenis ketiga yaitu hati yang mati.
Ketiga; Hati yang mati adalah kebalikan dari hati
yang sehat. Orang yang memiliki hati mati akan selalu menurutkan apapun yang
diinginkan nafsu syahwatnya. Jika perlu menyakiti maka dia akan menyakiti,
perlu menghina maka akan menghina, jika harus korupsi dia akan korupsi, bahkan
jika perlu membunuh maka dia pasti akan membunuh yang penting baginya adalah
terpuaskan apa yang menjadi keingan syahwatnya.
Bagi orang yang memliki hati seperti ini baik
dan buruk sudah tidak ada bedanya, tangisan menghiba orang yang terdzolimi tidak akan berpegaruh sediktpun,
terpuji atau tercela sudah tidak terfikirkan lagi, bahkan
halal dan haram sama saja, hanya satu yang menjadi tujuan memuaskan syahwat.
Naudzu billah semoga Allah menjauhkan kita dari kematian hati.
kita sering meratapi sampai menderita
berkepanjangan atas kematian jasad orang-orang di sekeliling
kita, kita sering menyesali kematian usaha kita, kita sering meratapi kematian
karir kita, tetapi jarang sekali diantara kita yang merasa sedih dan prihatin
manakala hati kita sekarat hampir mati, karena kematian hati juga ada hubungannya dengan hilangnya sensitifnya
perasaan kita.
Layaknya menjaga kesehatan tubuh dengan
makanan sehat dan bergizi, maka kesehatan hati juga harus dijaga dengan cara
memberinya makanan hati yang sehat. Adapun makanan hati adalah dengan cara
melakukan banyak ibadah kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setiap ibadah
adalah obat bagi hati sama seperti setiap maksiat adalah racun yang akan
mematikan hati. Berhatilah-hatilah kita menjaga hati ini, karena hati adalah
pengendali diri kita, penentu keselamatan dan kebahagiaan kita, dan hati adalah
termasuk salah satu anggota tubuh yang akan dimintai pertanggung jawabannya di
akhirat.
wur ß#ø)s? $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# u|Çt7ø9$#ur y#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra ; 36)
Wallahu
’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar