Dalam kurun
waktu, seratus (100) tahun bukanlah waktu yang sebentar, meski juga bukan
jaminan usia seratus adalah usia dewasa, karena dewasa juga relative. Tapi seratus
adalah usia yang membanggakan untuk sebuah perkumpulan atau lebih hebatnya di
sebut Ormas (setidaknya buat saya yang bangga…), ini tentang sebuah ormas yang
bernama MATHLA’UL ANWAR. Sebuah nama yang “melegenda” untuk orang-orang
(masyarakat) di kampung saya, bahkan waktu kecil saya berfikir bahwa semua
sekolah adalah Mathla’ul Anwar, karena hanya itulah yang saya kenal (paling
tidak sampai saya usia MTs). Betapa tidak… Orang tua saya, nenek saya, dan
banyak orang tua dan nenek dari teman-teman saya semua sekolah di Mathla’ul
Anwar, jadi sekolah itu hanya Mathla’ul Anwar saja (pikir saya waktu itu). Dan ternyata
wajar begitu melekatnya Mathla’ul Anwar di tempat saya, ternyata Mathla’ul
Anwar sudah berusia SERATUS (100) TAHUN atau biar lebih berasa cetar membahana
MATHLA’UL ANWAR SUDAH BERUSIA SATU ABAD.
Lalu apa makna
dari usia SATU ABAD?
Setidaknya ada
beberapa hal yang mungkin terjadi;
Pertama; dalam
pandangan yang biasa saja, satu abad adalah usia matang untuk sebuah organisasi
untuk menjadi besar, karena waktu telah membuktikan bahwa dia mampu bertahan
sampai dengan usia ini. Dan ini adalah fakta yang sangat penting, sebab jika
tidak sanggup melewati fase panjang tersebut niscaya Mathla’ul Anwar tinggal
sejarah yang tidak tertulis pada mata pelajaran sejarah di kurikulum yang ada
di Indonesia. Terlepas dari bagaimana Mathla’ul Anwar melewati kurun waktu itu,
yang jelas Mathla’ul Anwar masih ada sampai dengan hari ini, itu adalah FAKTA.
Jadi Mathla’ul Anwar itu organisasi masyarakat yang sudah matang (dalam segala
hal harusnya).
Kedua; dalam
pandangan yang negative, justru usia yang sudah lama adalah usia yang udzur
atau renta. Sehingga sudah mulai masuk kepada kategori pikun, banyak lupanya
(terutama lupa tujuan), ringkih mudah sakit dan rapuh. Setidanya dalam
organisasi hal tersebut terindikasi dari banyaknya “organ tubuh” dari organisasi tersebut yang tidak berfungsi.
Ketiga; dalam
pandangan positif dan penuh do’a, Mathal’ul Anwar adalah seperti yang Allah
gambarkan dalam Qur’an Surat Ibrohim (14) Ayat 24-25.
“Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786]
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Pohon
itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”
Mathla’ul Anwar
adalah pohon dengan sejuta manfaat, yang batangnya indah, akarnya kuat,
cabangnya menjulang tinggi, memberikan buah yang bermanfaat kepada umat di
setiap saat, setiap orang manusia dapat mengambil manfaat darinya.
ITULAH MATHLA’UL
ANWAR YANG SUDAH DEWASA. Amin ya robbal Alamin
Firmansah,
Kepuh, 05 Agustus 2015
Firmansah,
Kepuh, 05 Agustus 2015