Minggu, 26 Januari 2014

MIMPI ATAU HARAPAN ?

MIMPI ATAU HARAPAN ?

Oleh; Firman

Hampir bisa dipastikan bahwa setiap manusia hidup memiliki mimpi, (tentu saja ini hanya berlaku untuk manusia yang normal) sebagai apapun dia. Besarnya mimpi biasanya tergantung dari keadaan atau latar belakang pelakunya (pemilik mimpi), tentu tidak begitu nyambung jika seorang guru yang konsen dengan bidang pendidikan bermimpi ingin memiliki pesawat tempur canggih, atau seorang ahli pijat profesional ingin punya bisnis jasa pasukan khusus pembasmi teroris (meski hal itu sah-sah saja karena bermimpi tidak ada yang melarang). Karena jika itu yang terjadi maka mimpi yang dimaksud tentu tidak akan jadi harapan.

Harapan sedikit berbeda dengan mimpi. Jika mimpi boleh-boleh saja meski tidak begitu “nyambung” dengan keadaan sekarang, maka harapan biasanya adalah mimpi yang realistis. Contoh sederhananya, jika saya seorang tukang jahit profesional maka akan realistis jika saya ingin memiliki perusahaan konpeksi yang memroduksi pakaian secara masal. Atau jika saya seorang bidan, maka akan realistis mimpi saya jika saya bermimpi memiliki klinik pribadi untuk berpraktek.

Allah yang Maha Kuasa telah memberikan beragam potensi kepada manusia untuk menjadi apapun yang dia fikirkan (diharapkan). Ada beberapa hal potensi dasar yang ada pada manusia untuk mewujudkan harapan-harapan dalam kehidupan.

Pertama;  Manusia dikaruniai akal untuk berfikir. Dengan akal manusia sanggup menyelesaikan berbagai hal kesulitan hidup, tentu saja akal yang sudah dibekali dengan pengetahuan. Potensi ini diberikan kepada manusia pada umumnya, tinggal bagaimana manusia tersebut mengoptimalkan akal masing-masing. Tentu untuk mereka yang bermimpi ingin memiliki perusahaan, maka hal yang paling mungkin untuk dirinya adalah bagaimana memenuhi akalnya dengan pengetahuan tentang dunia usaha. Untuk mereka yang bermimpi menjadi penulis tentu sangat masuk akal jika dia berusaha memenuhi akalnya dengan pengetuahuan dunia menulis, dan seterusnya.

Kedua; Manusia dianugerakan hati tempat munculnya semangat (motivasi). Motivasi ini sangat beragam bentuknya, ada orang yang bekerja siang malam dengan harapan bisa membahagiakan orang-orang yang disayanginya. Ada orang yang sanggup bermain drum 24 jam nonstop untuk sekedar membuktikan kepada orang-orang bahwa dia adalah penabuh drum yang tangguh, atau bahkan ada yang sanggup bertaruh nyawa (meski konyol) seperti tidur dengan ratusan ular berbisa di sebuah ruangan hanya karena ingin terkenal dan masuk TV, sebagaimana yang sering muncul di berbagai stasiun TV, Seluruhnya itu berangkat dari motivasi. Dan motivsasi ini bisa dikondisikan oleh masing-masing manusia. Beruntunglah manusia yang memiliki iman kepada Allah, karena sebagai orang yang beriman tentu tidak sulit mengarahkan motivasi hidup untuk berbuat apapun, tentu saja karena orang beriman sudah diarahkan untuk melakukan berbagai hal dengan landasan ibadah kepada-Nya.

Selain dari itu, motivasi juga memberikan energi melimpah (baca; semangat) kepada yang memilikinya, dia akan menjadi sangat tangguh dalam menghadapi segala kesulitan apapun bentuknya, tidak putus asa, bahkan kata “gagal” tidak ada dalam kamus hidupnya, jikapun gagal, dia akan menganggap itu adalah keberhasilan yang tertunda. Bahkan untuk mereka yang memiliki motivasi tinggi keterbatasan fisik bukanlah jadi penghalang untuk mewujudkan harapan hidupnya. Untuk reverensi; (untuk tidak menyita terlalu banyak tempat) silahkan cari sendiri kisah-kisah inspiratif dari berbagai sumber.

Ketiga; Manusia dianugerahkan bakat (khusus; tidak semua orang). Untuk yang satu ini beruntunglah mereka yang terlahir telah dikarunia bakat tertentu, meski bakat tidak selalu menjamin dia berhasil dalam bidangnya. Agar lebih mudah dipahami demikian; untuk menguasai kemampuan berhitung, orang yang dikaruniai bakat, satu kali dijelaskan kemudian satu kali mencoba maka dia bisa langsung menguasai kemampuan tersebut dengan baik, tetapi untuk mereka yang tidak dianugerahkan bakat, maka harus dijelaskan dan melakukannya berkali-kali baru dapat menguasainya dengan baik.

Allah Maha adil dalam menciptakan potensi untuk masing-masing individu, sehingga Allah tidak mensyaratkan keberhasilan hanya ada pada bakat alami saja. Maka meski tanpa bakat seorang manusia bisa saja diberikan minat yang luar biasa terhadap sesuatu, sehingga pada akhirnya dia bisa saja lebih menguasai dari mereka yang berbakat sekalipun. Bahkan dalam berbagai contoh ada banyak manusia dengan bakat melimpah (multi talent) malah tidak satupun dapat terwujud dalam kehidupannya.

Potensi yang terakhir dan dimiliki oleh semua orang (tapi amat sering ditiggalkan) adalah DOA.

Doa adalah permohonan manusia kepada Allah sebagai penciptanya. Dan bahkan potensi terakhir inilah yang paing sering menjadi solusi untuk manusia ditengah segala keterbatasannya, karena doa juga memang disediakan oleh Allah untuk (salah satunya) menghindarkan manusia dari sifat kesombongan yang akan menghancurkannya. Dengan doa manusia diajarkan untuk selalu melibatkan Allah dalam segala hal, walaupun dia memiliki banyak potensi pada akhirnya akan disadari bahwa segalanya berasal dari Allah.

Dari semua potensi yang ada pada masing-masing manusia, maka manusia pada dasarnya telah diberikan dua potensi dasar yang sama yakni akal dan hati, dan satu potensi yang merupakan fasilitas istimewa yakni doa. Maka dengan ketiga hal tersebut sesungguhnya setiap manusisa akan sanggup untuk mewujudkan mimpi-mimpinya (tentu saja mimpi yang rasional seperti contoh di atas, baca; harapan).

Jadi, untuk mereka yang tengah menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) misalnya, tentu lulus dengan nilai sempurna, lalu diterima diperguruan tinggi favorit melalui bea siswa penuh adalah harapan yang sangat mungkin, dengan catatan mereka mau :

  • Memaksimalkan potensi akal fikiran dengan cara belajar sungguh-sungguh

  • Memiliki motivasi tinggi, (jikapun sulit mencari motivasi, paling tidak ingin membuat orang tua bangga)

  • Berdoa dengan sungguh-sungguh.

Berkenaan dengan bakat ;

  • tidak semua dari kita memilik bakat

  • sekali lagi bakat bukanlah hal yang utama,

Nah, jika semua sudah kita siapkan, maka kita seperti petani yang telah menanam, merawat, dan mejaga tanamannya, maka insya Allah sebentar lagi kita akan memanen hasilnya. Lalu jika kita hanya berharap tapi tidak berbuat apapun maka, pepatah mengatakan “Bagaikan Mimpi Di Siang Bolong”, dan boleh jadi semua dari kita sepakat untuk mengatakan

MIMPI KALI YEEEE !!!!!

 

 

Kepuh, Januari 2014