Minggu, 08 Juni 2014

TENTANG MANUSIA YANG BERNAMA CAPRES & CAWAPRES

Tidak ada satupun manusia yang(telah, masih, akan) hidup di dunia ini yang hanya memiliki kelemahan tanpa kelebihan, atau sebaliknya memiliki kelebihan tanpa kelemahan, punya catatan kebaikan saja, tanpa keburukan, atau punya catatan keburukan saja tanpa kebaikan. Dengan tanpa ragu saya meyakini “TIDAK ADA MANUSIA SEJENIS INI, SIAPAPUN DIA”.
Apa lagi jika sekedar CAPRES & CAWAPRES. Apalagi yang membuat mereka menyandang posisi tersebut adalah (mohon maaf) orang-orang yang punya legalitas karena “jual beli suara”. Bukan karena seleksi alam seperti Bung Karno misalnya, yang dengan seleksi alam yang keraspun mereka bukanlah manusia yang lepas dari salah. Untuk CAPRES dan CAWAPRES hari,  Sudah barang tentu masa lalunya punya banyak kesalahan, kini sedang bersalah, dan nanti akan ada banyak kesalahan yang mereka miliki.
Bahkan untuk manusia yang dipilihkan oleh Penciptanya saja, semisal nabi dan rasul, “sengaja” dipaksa untuk melakukan kekeliruan sikap dan perbuatan sebagai “kurikulum” manusia ketika melakukan hal yang sama (dan memang pasti melakukan kesalahan), tentu saja ini jadi cermin buat semua bahwa tidaklah ada manusia yang memiliki catatan seputih kapas.
Jadi,,, (menurut saya) agak aneh kalau kemudian hari ini banyak pihak yang mengklaim –DIRINYA, JAGOANNYA, dan KELOMPOKNYA – adalah termasuk kategori manusia yang unggul tanpa cacat, sementara memperlakukan sebaliknya untuk orang yang di luar Diri, Jagoan, dan Kelompoknya. Siapapun yang melakukan hal demikian (klaim sepihak), -tentu saja menurut saya- adalah manusia atau kelompok yang mecoba melawan hukum kemanusaiaan itu sendiri dan itu adalah abnormal. Dan (saya meyakini) untuk sesuatu yang tidak normal, pasti akibat yang ditimbulkanpun jauh dari kebaikan.
Tegasnya, siapapun manusia pasti memiliki kesalahan, sedang bersalah, dan akan banyak melakukan kesalahan. Lalu yang terbaik dari semuanya adalah mereka yang menyadari kesalahannya, tahu batas kemampuan mengikuti kebenaran, serta tentu saja tidak berusaha setiap saat untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
Salah satu cara yang baik untuk memperbaiki kesalahan adalah memiliki sahabat atau orang dekat yang bisa menunjukan kekeliruan sikap, dan bukan mereka yang menutupi. Memiliki kelompok orang yang membantu memperbaiki kesalahan dan bukan yang membela serta mencari pembenaran.
Saran saya sebagai rakyat kecil; “BERHATI-HATILAH DALAM MEMBELA KELOMPOK, JANGAN SAMPAI KITA TERMASUK ORANG YANG MEMBELA KEJAHATAN, BERHATI-HATILAH MENCELA KELOMPOK, JANGAN SAMPAI KITA TERMASUK ORANG YANG MENCELA KEBAIKAN”
Firmansyah Sarim