Alhamdulillah
perjuangan selama satu bulan menahan nafsu telah kita lewati seiring dengan
gema takbir yang berkumandang dari seluruh pelosok dunia islam. Satu bulan kita
melawan nafsu yang paling mendasar, yakni berjuang untuk tidak makan dan minum
meskipun halal hanya karena berupaya taat kepada Allah swt. Berkutnya setelah
semua usai, lalu apa yang akan terjadi dengan diri kita?
Setelah ramadhan usai dan berlalu kita semua menghadapi tantangan berat untuk menjaga
kesucian batin kita, menjaga semangat beribadah kita,
menjaga perasaan selalu diperhatikan
oleh Allah yang Maha Melihat. Bahkan beban itu menjadi semakin berat karena para
syetan yang pada bulan ramadhan dibelenggu kini telah bebas untuk menggoda kita,
sedangkan orang-orang yang lemah iman, jangankan menghadapi para penggoda yang
bisa berbuat bebas, menghadapi syetan yang terbelenggu saja sudah tidak tahan.
Hendaknya kita berhati-hati dalam segala
tingkah laku dan gerak hati kita, agar jangan batin kita yang sudah terlatih
dan menjadi bersih tidak kemudian dikotori kembali oleh hal-hal yang
menjerumuskan kita kepada jurang kenistaan prilaku buruk.
Upayakanlah,
jika selama ramadhan kita biasa menjaga lidah untuk tidak melakukan ghibah,
menyakiti perasaan orang lain, menghina, berbohong, dan segudang perbuatan
tidak terpuji lainnya, maka pada setelah ramadahan ini berlalu kita upayakan
hati dan perbuatan kita tetap dalam kesucian. Bukankah kita sudah saling
memaafkan, bahkan dibarengi dengan berpelukan dan meneteskan air mata dengan
harapan bahwa kesalahan kita bisa saling lebur oleh kebersihan hati? Tentu akan
sangat merugi dan bodoh rasanya upaya yang sudah susah payah kita lakukan untuk
kembali bersih kemudian kita kotori lagi karena menuruti nafsu kita yang
serakah dan liar.
Kita
telah berhasil menddidik jiwa kita untuk kembali menjadi tempat bersemayamnya
sifat-sifat keindahan Allah, tentu kita menjadi orang yang beruntung,
sebagaimana Firman-Nya
Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (QS. 87: 14)
Sekalipun
dengan susah payah, bukankah kita telah berhasil menahan nafsu kita selama
ramadhan, dan kita menjadi pemenang dalam hari kemenangan IEDUL FITRI…
Mudah-mudahan
kita semua mampu untuk mempertahankan kebersihan hati untuk selamanya, sehingga
kita menjadi hamba-hamba yang beruntung…
Dengan
segala kerendahan hati, saya ingin menyampaikan
“SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI, MOHON MAAF
LAHIR DAN BATIN”