Selasa, 29 Juli 2014

IEDUL FITRI



Alhamdulillah perjuangan selama satu bulan menahan nafsu telah kita lewati seiring dengan gema takbir yang berkumandang dari seluruh pelosok dunia islam. Satu bulan kita melawan nafsu yang paling mendasar, yakni berjuang untuk tidak makan dan minum meskipun halal hanya karena berupaya taat kepada Allah swt. Berkutnya setelah semua usai, lalu apa yang akan terjadi dengan diri kita?
Setelah ramadhan usai dan berlalu kita semua menghadapi tantangan berat untuk menjaga kesucian batin kita, menjaga semangat beribadah kita, menjaga perasaan selalu diperhatikan oleh Allah yang Maha Melihat. Bahkan beban itu menjadi semakin berat karena para syetan yang pada bulan ramadhan dibelenggu kini telah bebas untuk menggoda kita, sedangkan orang-orang yang lemah iman, jangankan menghadapi para penggoda yang bisa berbuat bebas, menghadapi syetan yang terbelenggu saja sudah tidak tahan.
Hendaknya kita berhati-hati dalam segala tingkah laku dan gerak hati kita, agar jangan batin kita yang sudah terlatih dan menjadi bersih tidak kemudian dikotori kembali oleh hal-hal yang menjerumuskan kita kepada jurang kenistaan prilaku buruk.
Upayakanlah, jika selama ramadhan kita biasa menjaga lidah untuk tidak melakukan ghibah, menyakiti perasaan orang lain, menghina, berbohong, dan segudang perbuatan tidak terpuji lainnya, maka pada setelah ramadahan ini berlalu kita upayakan hati dan perbuatan kita tetap dalam kesucian. Bukankah kita sudah saling memaafkan, bahkan dibarengi dengan berpelukan dan meneteskan air mata dengan harapan bahwa kesalahan kita bisa saling lebur oleh kebersihan hati? Tentu akan sangat merugi dan bodoh rasanya upaya yang sudah susah payah kita lakukan untuk kembali bersih kemudian kita kotori lagi karena menuruti nafsu kita yang serakah dan liar.
Kita telah berhasil menddidik jiwa kita untuk kembali menjadi tempat bersemayamnya sifat-sifat keindahan Allah, tentu kita menjadi orang yang beruntung, sebagaimana Firman-Nya
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman).  (QS. 87: 14)
Sekalipun dengan susah payah, bukankah kita telah berhasil menahan nafsu kita selama ramadhan, dan kita menjadi pemenang dalam hari kemenangan IEDUL FITRI…
Mudah-mudahan kita semua mampu untuk mempertahankan kebersihan hati untuk selamanya, sehingga kita menjadi hamba-hamba yang beruntung…
Dengan segala kerendahan hati, saya ingin menyampaikan
“SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN”