Senin, 29 September 2014

KESEHATAN HATI

Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang menguasai hari kemudian. Sehingga dengan penguasan-Nya Ia selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-hamba yang berharap kepada-Nya.
Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpahkan atas junjungan alam, nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya sahabatnya mudah-mudahan kepada kita selaku umatnya amin.
Dalam sebuah hadisnya rasulullah saw bersabda yang artinya “ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat sepotong daging. Bila dia baik maka selamatlah seluruh tubuh, dan bila dia rusak maka hancurah seluruh tubuh. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis rasulullah tadi kita dapat memahami bagaimanakah kedudukan hati dalam menentukan keselamatan diri kita tidak hanya di kehidupan kini bahkan kehidupan kita yang abadipun di akhirat adalah tergantung dari bagaimana kualitas kesehatan hati kita. Hati ibarat raja bagi arah kehidupan kita, segala perintah hati, pasti dilaksanakan. Oleh karenanya kita harus selalu memeriksa, memelihara dan mengobati kondisi hati kita layaknya kita melakukannya terhadap jasmani kita. 
Ada beberapa kondisi hati manusia, yang akan menentukan kualitas seseorang
Pertama; hati yang sehat. Hati yang sehat adalah hati yang bersih, bersih dalam keta’atan kepada Allah. Orang yang memiliki hati yang sehat akan selalu berusaha menjalankan segala perintah Allah dengan sungguh-sungguh, selalu ridlo dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya,  bersyukur atas segala nikmat-Nya, bersabar dari segala cobaan musibah-Nya. Hati yang sehat mudah menerima kebenaran, dari manapun kebenaran itu berasal, hati yang sehat juga akan memberikan sifat lembut kepada orang yang memilikinya, tidak mudah menyakiti orang, pemaaf dan sifat-sifat utama lainnya, karena sifat-sifat utama hanya akan terlahir dari keutamaan dan kesehatan hati.  Dan hati yang sehat seperti inilah yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kedua; hati yang sakit. Hati yang sakit adalah keadaan hati yang selalu berjuang antara ketaatan iman yang lemah dan nafsu yang terus bergejolak. Diantara pergolakan keduanya nafsu lebih menguasai sehingga suara kebenaran hati semakin lemah, dan iman sedikit demi sedikit semakin terkikis habis. Berat dan ringannya penyakit hati ini bisa kita lihat dari seberapa kecenderungan kita terhadap ta’at dan maksiat. Jika kita agak berat untuk menolong orang, jika kita agak malas sholat diawal waktu apalagi berjama’ah, jika kita iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, percayalah sesungguhnya hati kita sedang sakit. Tapi jika sebaliknya maka mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk menyehatkan hati kita. Dan jika kita tidak segera menyadari penyakit hati ini bukan hal yang tidak mungkin hati kita akan menjadi hati dalam jenis ketiga yaitu hati yang mati.
Ketiga; Hati yang mati adalah kebalikan dari hati yang sehat. Orang yang memiliki hati mati akan selalu menurutkan apapun yang diinginkan nafsu syahwatnya. Jika perlu menyakiti maka dia akan menyakiti, perlu menghina maka akan menghina, jika harus korupsi dia akan korupsi, bahkan jika perlu membunuh maka dia pasti akan membunuh yang penting baginya adalah terpuaskan apa yang menjadi keingan syahwatnya.
Bagi orang yang memliki hati seperti ini baik dan buruk sudah tidak ada bedanya, tangisan menghiba orang yang terdzolimi tidak akan berpegaruh sediktpun, terpuji atau tercela sudah tidak terfikirkan lagi, bahkan halal dan haram sama saja, hanya satu yang menjadi tujuan memuaskan syahwat. Naudzu billah semoga Allah menjauhkan kita dari kematian hati.
kita sering meratapi sampai menderita berkepanjangan atas kematian jasad orang-orang di sekeliling kita, kita sering menyesali kematian usaha kita, kita sering meratapi kematian karir kita, tetapi jarang sekali diantara kita yang merasa sedih dan prihatin manakala hati kita sekarat hampir mati, karena kematian hati juga ada hubungannya dengan hilangnya sensitifnya perasaan kita.
Layaknya menjaga kesehatan tubuh dengan makanan sehat dan bergizi, maka kesehatan hati juga harus dijaga dengan cara memberinya makanan hati yang sehat. Adapun makanan hati adalah dengan cara melakukan banyak ibadah kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setiap ibadah adalah obat bagi hati sama seperti setiap maksiat adalah racun yang akan mematikan hati. Berhatilah-hatilah kita menjaga hati ini, karena hati adalah pengendali diri kita, penentu keselamatan dan kebahagiaan kita, dan hati adalah termasuk salah satu anggota tubuh yang akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat.
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra ; 36)
Wallahu ’alam

Sabtu, 27 September 2014

Bisik-MU

Ketika Engkau berbisik lembut kepadaku
àMøs)ø9r&ur y7øn=tã Zp¬6ptxC ÓÍh_ÏiB yìoYóÁçGÏ9ur 4n?tã ûÓÍ_øtã ÇÌÒÈ
dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,
Demikian firman-Mu berulang kali Engkau sampaikan
Seolah-olah Engkau ingin meyakinkanku
Aku yang bebal malah mendengus dan mengeluh
Bahkan tak segan memaki merutuki Pemberian-Mu
Padahal Engkau berkata meyakinkanku bukan hanya dengan kata-Mu
Engkau meyakikanku bahkan dengan sesuatu yang aku butuhkan bahkan yang tidak masuk ke dalam daftar panjang kebutuhanku
Bahkan Engkau memberikan lebih, teramat melimpah
Engkau berbisik mencoba mengingatkanku
bÎ)ur (#rãès? |MyJ÷èÏR «!$# Ÿw !$ydqÝÁøtéB 3
dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Ya…
Jika sedikit saja aku mau menanggalkan ego ku, niscaya aku tidak akan punya waktu barang sedikit untuk mendaftar pemberian-Mu
Tapi sekali lagi karena ego ku, betapa melimpahpun anugerah-Mu
Aku seolah buta tuli dengan segala, aku bebal dan serakah
Lupa diri dan tak tahu diri
Tapi, Engkau tetap lembut mengingatkanku
“Bukankah engkau bisa hidup hari ini karena-Ku”
Ädr'Î6sù ÏäIw#uä $yJä3În/u Èb$t/Éjs3è? ÇÐÐÈ
“lalu Nikmatku yang mana lagi yang kalian dustakan?”
Aku tergagap tak bisa menjawab…
Lalu Engkaupun sekali lagi berbisik kepadaku
ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuŠÅÊ#u Zp¨ŠÅÊó£D ÇËÑÈ
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Ya Tuhanku…
Sungguh, ampunilah kebodohanku

firman, September 2014